Lebih jelas dan lengkap klik di sini !
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.
Lokasi Dan Waktu Penelitian
1.
Lokasi Penelitian
Pelaksanaan
penelitian dan pengambilan data akan dilaksanakan di Dojo Gokasi SMA Negeri 1
Purba Jln Simarjarunjung No 309 Tigarunggu.
2.
Waktu penelitian
Penelitian
dilakukan selama 4 minggu dengan frekuensi latihan 3 kali seminggu, yaitu pada
hari Senin, Rabu, dan Jumat. Penelitian ini di rencanakan pada akhir bulan
November s/d bulan Desember 2012.
B. Subjek Penelitian
1. Subjek Penerima Tindakan
Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah seluruh Atlet
Dojo Gokasi SMA Negeri 1 Purba Sabuk Hijau Yang Berjumlah 10 orang.
2.
Subjek
Pemberi Tindakan
Subjek pemberi tindakan dalam
penelitian ini adalah peneliti.
3.
Kolaboratif
Kolaboratif dalam penelitian ini adalah
simpai Donjuano Tambunan sebagai pengamat. Rijal P.girsang, Bermanhot
Simbolon,dan Fanri H.Sinaga membantu memberikan penilaian pada saat peneliti
memberikan materi latihan, yaitu maegeri
chudan dengan menggunakan circuit
training.
C.
Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian tindakan
olahraga ini terdiri dari beberapa tahap sebagai berikut:
1. Wawancara
Dalam tahap ini kegiatan yang dilakukan oleh peneliti
adalah melakukan wawancara kepada atlet yang telah diberi perlakuan latihan
metode latihan. Tahap ini dilakukan setelah semua program latihan dan
siklus sudah terlaksana dengan baik dan benar sesuai dengan yang telah
direncanakan. Pertanyaan-pertanyaan yang akan diberikan kepada atlet
diantaranya adalah yang berhubungan dengan
hal yang dirasakan atlet ketika melakukan latihan
circuit tersebut. bagaimana tanggapan atlet terhadap
latihan
circuit tersebut, apakah dengan bentuk latihan
circuit tersebut dapat
meningkatkan kecepatan tendangan maegeri
chudan.
2. Observasi
Pada
tahap ini kegiatan yang
dilakukan adalah melakukan
observasi terhadap tindakan yang
telah diberikan yaitu latihantendangan maegeri chudan dengan latihan circuit
training. pada tahap ini juga
dilakukan penilaian terhadap hasil latihan yang telah diberikan menggunakan
lembar observasi atau lembar penilaian hasil latihan yang telah disusun untuk mengetahui apakah sudah terjadi peningkatan atau
tidak.
Penilaian menggunakan lembar observasi ini dilakukan
setiap pertemuan dalam latihan. Peneliti yang bertugas sebagai pengamat
mengisi lembar observasi untuk melihat apakah proses latihan menggunakan variasi latihan sudah
terlaksana sesuai program latihan ketika tindakan dilakukan. Hal serupa juga dilakukan oleh kolaboratif pada saat
melakukan observasi terhadap peneliti tentang materi yang disampaikan dalam
latihan.
3. Tes
Pada tahap ini kegiatan
yang akan dilakukan oleh peneliti adalah melakukan tes kepada atlet
terhadap hasil latihan maegeri
chudan dilakukan oleh
atlet selama 4
minggu yang terdiri dari I siklus, kegiatan lain yang dilakukan pada tahap ini
adalah membuat lembar observasi atau penilaian terhadap tes yang akan
dilakukan. Peneliti sekaligus bertindak sebagai pengamat dalam tahap ini.
D.
Desain Penelitian
Desain penelitian ini dapat digambarkan sebagai desain
penelitian. Tindakan penelitian olahraga yang terdiri dari beberapa tahap yang
berupa siklus sebagai berikut:
Gambar
3.1. Skema Siklus Dalam PTO (Suyadi
(2010:50))
1.
Siklus I
A.
Tahap
Perencanaan Tindakan I (Alternatif Pemecahan I)
·
Pada
tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah merencanakan tindakan berupa membuat
program latihan yang disesuaikan dengan kesulitan yang dialami atlet.
·
Mempersiapkan
instrumen penelitian.
·
Mempersiapkan
alat bantu, yaitu pluit, stopwatch, kertas, pulpen dan baju karateka.
·
Bentuk
latihan atau tata cara perlakuan kegiatan tersebut sudah disesuaikan dalam
program latihan
B.
Tahap
Pelaksanaan Tindakan I
·
Setelah
perencanaan dan program latihan disusun matang, maka dilakukan tindakan terhadap
kesulitan atlet. Peneliti bertindak sebagai pelatih yang telah memiliki program
latihan tersebut. Dan menjalankan program tersebut dengan mngikuti aturan atau
perlakuan yang sudah dibuat.
·
Sebelum
melakukan latihan tersebut, pelatih terlebih dahulu menjelaskan kepada atlet
materi atau bentuk latihan apa yang akan dilakukan, bagaimana perlakuannya
harus diperagakan oleh pelatih dan diberikan kepada atlet dengan melakukan
secara berulang sesuai dengan program yang sudah dibuat selama waktu siklus I
yang sudah ditentukan. Pada akhir tindakan diberikan hasil test maegeri chudan kepada atlet untuk
melihat hasil latihan yang dicapai atlet setelah pemberian tindakan.
·
Pengamatan
atau observasi I
·
Pada
tahap ini dilakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan yang menggunakan
lembar observasi yang telah disusun. Pelatih yang bertugas sebagai pengamat
mengisi lembar observasi untuk melihat apakah atlet melakukan latihan tersebut
sudah terlaksana ketika tindakan dilakukan.
·
Pelatih
sebagai pengamat hasil latihan dan test harus jeli dan bisa menyusun data
dengan baik.
·
Sesuai
dengan program latihan apakah hasil test sudah sesuai dengan yang diharapkan.
A.
Evaluasi
dan analisis I
Setelah test hasil latihan maegeri chudan dengan menggunakan yaitu maegeri jongkok,
penghalang, berpasangan diberikan kepada
atlet maka diperoleh sejumlah informasi
dari test tersebut, selanjutnya peneliti menganalisis hasil tersebut.
B.
Tahap
Refleksi I
Hasil yang didapat dari tahap tindakan dan observasi
dikumpulkan dan dianalisis pada tahap ini, serta dibandingkan dengan hasil pre-test yang sudah diambil sebelumnya,
sehingga dapat disimpulkan tindakan yang dilakukan dari test latihan maegeri chudan. Hasil refleksi ini digunakan
sebagai dasar untuk tahap perencanaan siklus II.
2.
Siklus II
Setelah dilaksanakan siklus I dan hasil belum sesuai
terhadap hasil yang sudah ditetapkan, maka dalam hal ini dilaksanakan siklus II
yang bentuk perlakuannya sama dengan
pada siklus I dengan tahap-tahap berikut :
A.
Tahap
Perencanaan Tindakan II (Alternatif Pemecahan II)
Dari hasil analisis data refleksi I, maka dibuat kembali
tindakan II sebagai upaya mengatasi permasalahan yang belum terselesaikan pada
siklus I yaitu tentang maegeri chudan
tersebut perlu diperbaharui, cara penyampaian kepada atlet harus lebih terpusat
lagi, pada tahap kegiatan ini yang dilakukan masih tetap sama membuat program
latihan sebagai upaya mengatasi kesulitan atlet dalam melakukan maegeri chudan dengan menggunakan latihan circuit training dalam meningkatkan
kemampuan maegeri chudan. Namun
demikian dilihat terlebih dahulu kelemahan pada siklus I, apa penyebab tidak
tercapainya proses latihan tersebut. Setelah ditelaah maka yang terjadi dalam
siklus I adalah masih lemah dan kurang cepat tendangan maegeri chudan , dan
perlunya penyesuaian latihan dengan variasi atau cara untuk mengatasi masalah
dalam latihan.
B.
Pelaksanaan
Tindakan II
Setelah dari perencanaan diatas, dapat dibuat program
latihan yang mengacu tentang perbaikan tehnik latihan dan penambahan waktu
latihan. Pemberian tindakan II ini merupakan pengembangan dan pelaksanaan dari
program latihan yang telah disusun. Pada tahap ini diakhiri dengan pemberian
test hasil belajar II yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana peningkatan
latihan atlet terhadap hasil latihan maegeri
chudan yang diberikan.
C.
Observasi
II
Observasi II dilaksanakan untuk melihat apakah latihan
dan hasil ketepatan sudah terlaksana sesuai program latihan ketika tindakan
dilaksanakan.
D.
Evaluasi dan analisis II
Setelah test latihan maegeri
chudan II diberikan kepada atlet, maka diperoleh sejumlah informasi dari
hasil test atlet tersebut yaitu test maegeri
chudan. Selanjutnya, peneliti menganalisis hasil penelitian yang didapat
dari ini diperlihatkan hasil latihan atlet sudah sesuai dengan yang diharapkan.
Setelah dilakukan bentuk latihan yang menggunakan variasi latihan.
E.
Refleksi II
Refleksi kembali dilakukan terhadap latihan circuit training siklus kedua untuk melihat apa yang telah dihasilkan atau
yang belum berhasil diselesaikan dengan tindakan perbaikan yang telah
dilakukan.Hasil yang ditemukan dalam tahap observasi kembali dianalisis untuk
melihat hasil dari latihan kecepatan renang siklus kedua.Apabila pada latihan
kecepatan renang siklus kedua masih terdapat atlet yang memiliki waktu
rata-rata dibawah waktu sebelum diberikan tindakan penggunaan alat bantu maka kembali dilakukan siklus berikutnya dan
apabila sudah tuntas maka selesai pada tahap kedua ini
E.
Instrumen Penelitian
1. Tes Kecepatan
Tendangan maegeri chudan
Tes
kecepatan tendangan maegeri chudan
dilakukan dengan memakai matras/ lapangan latihan di dojo Gokasi SMA Negeri 1
Purba.
2. Alat Tes:
a.
Lapangan
b.
Pluit
c.
Stopwatch
d.
Kertas
Tulis
e.
Kursi
§
Pelaksanaan: posisi
atlit berdiri pada sikap melakukan tendangan maegeri chudan.arah posisi badan untuk melakukan tendangan maegeri chudan tertuju pada sasaran yang
berupa daerah tendangan, gerakan kaki untuk melakukan tendangan harus mengenai
sasaran target sehingga dapat direkamdalam memori stopwach. Setiap orang melakukan 3 kali kesempatan melakukan
tendangan maegeri chudan, hasil tendangan yang tercepat yang diambil.
§
Penilaian
: hasil yang diperoleh adalah berupa waktu yang dilihat pada alat stopwach
dalam satuan detik, Angka yang tertera pada alat tersebut merupakan gambaran
nilai dari kecepatan tendangan maegeri chudan. Gerakan dianggap tidak
mel;akukan dan tidak diperhitungkan apabila melakukan gerakan tidak sempurna
dan tidak mengenai sasaran tendangan sesuai dengan peraturan beladiri karate,
yaitu tendangan lurus kedepan yang diarahkan kesasaran ulu hati/perut
F. Teknik Analisis Data
Analisa
data yang dilakukan terdiri dari beberapa tahap diantaranya:
A. Reduksi
Data
Proses
reduksi data dilakukan dengan cara menyeleksi, menyederhanakan, dan
mentransformasikan data yang telah disajikan dalam transkip catatan lapangan. Kegiatan
Reduksi data ini bertujuan untuk melihat kesalahan atau kekurangan atlet dalam
pelaksanaan tes dan tindakan apa yang dilakukan untuk perbaikan tersebut.
B. Paparan
Data
Dalam kegiatan ini data yang diperoleh dari hasil
latihan atlet dipaparkan dalam bentuk table dengan menggunakan rumus yang sudah
ditetapkan.untuk mengetahui persentase kemampuan atlet digunakan rumus:
B
PPH= ── × 100
N
Keterangan:
PPH :Persentase Penilaian Hasil
B :Skor yang diperoleh
N :Skor total maksimal (12)
Dengan kriteria:
0 ≤ PPH < 46 = Atlet belum sesuai target latihan
47 ≤ PPH ≤ 100 = Atlet
sudah sesuai target latihan
Nurkencana (1986:80)
Dari
uraian di atas dapat diketahui atlet yang belum sesuai target dalam latihan
secara individu.Selanjutnya dapat juga diketahui apakah target atlet dalam
latihan secara klasikal dapat tercapai,dilihat dilihat dari persentase atlet
yang sudah sesuai target latihan dapat dirumuskan sebagai berikut:
Jumlah atlet yang memperoleh nilai ≥ 46
PKK= ————————————————— X 100%
Jumlah atlet keseluruhan
keterangan:
PKK= Persentase Ketuntasan Klasikal
Berdasarkan
target latihan,jika latihan tercapai 80% yang telah mencapai persentase
penilaian hasil ≥ 65,maka target latihan telah tercapai.
Suryo
Subroto (1997:129).
Baca Juga :
0 komentar:
Posting Komentar