Sabtu, 07 September 2013

PENGERTIAN CEMAS, STRESS, DAN DEPRESI





Dalam kehidupan sehari-hari, kita sebagai manusia tak luput dari adanya masalah kahidupan yang kerap kali mengganggu pikiran kita ataupun perubahan-perubahan sosial yang serba cepat yang dapat mempengaruhi nilai-nilai moral, etika, dan gaya hidup. Tidak semua orang mampu menyelesaikan masalahnya ataupun menyesuikan diri dengan perubahan-perubahan tersebut, yang pada akhirnya akan mengalami cemas, stress atau bahkan depresi.
Jadi apakah cemas, stress, dan depresi itu sebenarnya? Berikut pengertian dari ketiganya.

Kecemasan (ansietas/anxiety) adalah gangguan alam perasaan (affective) yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran yang mendalam dan berkelanjutan, tidak mengalami gangguan dalam menilai realitas (Reality Testing Ability/RTA, masih baik), kepribadian masih tetap utuh (tidak mengalami keretakan kepribadian/splitting of personality), perilaku dapat terganggu tetapi masih dalam batas-batas normal.

Tipe kepribadian pencemas:
  • cemas, khawatir, tidak tenang, ragu dan bimbang
  • memandang masa depan dengan rasa was-was
  • kurang percaya diri, gugup apabila tampil di muka umum (demam panggung)
  • sering merasa tidak bersalah, meyalahkan orang lain
  • idak mudah mengalah, suka “ngotot”
  • gerakan sering serba salah, tidak tenang bila duduk, gelisah
  • sering mengeluh ini dan itu (keluhan somatik, khawatir berlebihan terhadap penyakit)
  • mudah tersinggung, suka membesarkan masalah yang kecil
  • bila mengemukakan sesuatu seringkali diulang-ulang
  • kalau sedang emosi seringkali bertindak histeris

Bentuk-bentuk gangguan kecemasan:
  1. Gangguan Kecemasa Menyeluruh (Generalized Anxiety Disorder/GAD), secara klinis selain gejala cemas yang biasa, disertai dengan kecemasan yang menyeluruh dan menetap (paling sedikit berlangsung selama satu bulan).
  2. Gangguan Panik, gangguan panik ini yaitu kecemasan yang datangya mendadak disertai oleh perasaan takut mati, disebut juga serangan panik (panic attack).
  3. Gangguan Phobik, gangguan phobik adalah salah satu bentuk kecemasan yang didominasi oleh gangguan alam pikir phobia. Phobia adalah ketakutan yang menetap dan tidak rasional terhadap suatu obyek, aktivitas atau situasi tertentu, yang menimbulkan suatu keinginan mendesak untuk menghindarinya.
  4. Gangguan Obsesif –Kompulsif, obsesi adalah suatu kecemasan yang didominasi oleh pikiran yang terpaku dan berulang kali muncul, sedangkan kompulsi adalah perbuatan yang dilakukan berulang-ulang sebagai konsekuensi dari pikiran yang bercorak obsesif tadi



Stress (Hans Selye, 1950) adalah respons tubuh yang sifatnya non spesifik terhadap setiap tuntutan beban atasnya dimana yang bersangukan mengalami beban pekerjaan atau masalah yang berlebihan.

Tipe-tipe kepribadian (pola perilaku)
1. Tipe A (yang beresiko tinggi terkena stress)
  • ambisius, agresif, dan kompetitif (suka persaingan), banyak jabatan rangkap,
  • kurang sabar, mudah tegang, mudah tersinggung dan marah,
  • cara bicara cepat, bertindak serba cepat, hiperaktif, tidak dapat diam,
  • bekerja tidak mengenal waktu (workaholic),
  • tidak mudah dipengaruhi, kaku,
  • bila berlibur pikirannya ke pekerjaan, tidak dapat santai,
  • berusaha keras untuk dapat segala sesuatunya terkendali, dll.

2. Tipe B (yang tidak beresiko tinggi terkena stress)
  • ambisinya wajar-wajar saja, tidak agresif
  • sehat dalam berkompetisi serta tidak memaksakan diri,
  • penyabar, tenang, tidak mudah tersinggung,
  • cara bicara lancar tidak tergesa-gesa, bertindak pada saat yang tepat,
  • apat mengatur waktu dalam pekerjaan,
  • tidak kaku,
  • dapat membebaskan diri dari segala macam problema kehidupan dan pekerjaan manakala sedang berlibur,
  • mampu mengendalikan diri, dll.

Depresi adalah gangguang perasaan (mood) yang ditandai dengan kemurungan dan kesedihan yang mendalam dan berkelanjutan sehingga hilangnya kegairahan hidup.

Ciri kepribadian depresif:
  • pemurung, sukar untuk bisa senang, sukar untuk merasa bahagia,
  • pesimis menghadapi masa depan,
  • memandang diri rendah,
  • mudah merasa bersalah dan berdosa,
  • mudah mengalah,
  • enggan bicara,
  • mudah merasa sedih, haru, menangis,
  • erakan lamban, lemah, lesu, kurang energik,
  • seringkali mengeluh sakit ini dan itu,
  • mudah tegang, gelisah,
  • serba cemas, khawatir, takut,
  • tidak ada kepercayaan diri,
  • suka menarik diri, pemalu, pendiam,
  • tidak ada kepercayaan diri, dll.

Macam-macam depresi:
  1. Depresi Pasca Kuasa, dimana seseorang yang memiliki jabatan kemudian suatu saat jabatan itu hilang, hilang pula kekuasaan dan kekuatannya, dampaknya adalah terganggunya keseimbangan mental emosional dengan munculnya berbagai keluhan fisik, kecemasan dan depresi.
  2. Depresi Neurotik (Gangguan Distimik), suatu gangguan afek (mood) yang menahun dan mencakup gambaran afek (mood) depresif atau hilangnya minat atau rasa senang di dalam semua aktivitas kehidupan yang biasa dilakukan.
  3. Depresi Siklotimik, seseoraang yang mengalami gangguan ini paling sedikit dalam kurun waktu dua tahun mengalami gangguan alam perasaan (affect/mood) ini, yang mencakup suatu saat yang bersangkutan dalam episode depresif dan pada saat yang lain mengalami episode hipomanik.
  4. Depresi Pasca NAZA, sebagaimana yang kita ketahui bahwa penyalahgunaan NAZA dapat mengakibatkan ketagihan dan ketergantungan. Apabila yang bersangkutan menghentikannya, maka ia akan jatuh kedalam kecemasan dan atau depresi. Oleh karena itu ia akan memakai NAZA, semakin lama semakin bertambah takarannya (dosis) dan semakin banyak frekuensi pemakaiannya.


Daftar Pustaka
Hawari, D. (2001). Manajemen stress, cemas, dan depresi. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
http://mellanieimoet.blogspot.com/2010/01/apakah-cemas-stress-dan-depresi-itu.html




Artikel terkait :

*      Kaset karate

0 komentar:

Posting Komentar